Tradisi
Mepe Kasur (menjemur kasur) sepanjang jalan Desa Kemiren merupakan rangkaian
kegiatan rutin tahunan bersih desa setempat setiap bulan Dzulhijah. Ritual ini
dilakukan sejak pagi hingga siang hari. Ribuan kasur berwarna seragam ini
dijemur berjejer di depan rumah warga. Terlihat sesekali warga membersihkan
debu di kasur dengan cara memukul-mukul kasur tersebut dengan penebah dari
rotan.
Setelah
matahari tepat diatas kepala atau sekitar pukul 12.00, semua kasur kembali
digulung dan dimasukkan. Konon jika tidak segera dimasukkan hingga matahari
terbenam, kebersihan kasur ini akan hilang dan khasiat untuk menghilangkan
penyakit pun tidak akan ada hasilnya.
Kasur-kasur
berwarna merah dan hitam ini memang mirip. Namun yang berbeda adalah ukuran
dari kasur tersebut. Jika semakin tebal, menunjukkan jika sang pemilik adalah
orang berada di desa tersebut. Setiap rumah atau keluarga dipastikan memiliki
kasur yang serupa. Ini dikarenakan, setiap keluarga yang menikah pasti
dibuatkan kasur oleh orangtuanya.
Setelah
memasukkan kasur ke dalam rumah masing-masing, warga Using pun melanjutkan
tradisi bersih desa ini dengan arak-arakan barong. Barong diarak dari Ujung
Desa menuju ke batas akhir desa. Setelah arak-arakan Barong, masyarakat Using
melanjutkan berziarah ke Makam Buyut Cili yang diyakini masyarakat sebagai
penjaga desa.
Puncaknya,
saat warga bersama-sama menggelar selamatan Tumpeng Sewu pada malam hari. Semua
warga mengeluarkan tumpeng khas warga Using, yaitu pecel pithik alias ayam
panggang dengan parutan kelapa. Kekhasan acara ini juga ditambah akan
dinyalakan obor di setiap depan pagar rumah warga.
wah tradisi yang cukup unik 😲
ReplyDeleteayo segera ke banyuwangi!!!
Deletejadi pengen lihat secara langsung
ReplyDeletewahh keren
ReplyDelete